Teringat berdiri di sebuah tempat berkabut,
Tangan hangat meraih, mengusir rasa takut,
Seorang yang seakan sekejap didepan mata,
Tapi tetap tertinggal di dalam perjalanan nyata,
Langkah demi langkah,
Seakan tak pernah lelah,
Kau yang disana bukan sekedar coretan tinta,
Kau adalah sebuah ukiran yang tak pernah bisa luntur oleh masa,
Gemericik air dari bukit yang tinggi,
Gerimis yang seakan enggan berhenti,
Menemani perjalanan dua hati,
Si hitam dan Si pink pada sebuah hari,
Sosoknya semakin jauh dari pandang,
Tersembunyi di balik gelapnya petang,
Bermimpi engkau akan datang,
Menemani meraih terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar